KAJIAN HADITS NABAWI DALAM NU
Mahlail Syakur Sf.
Abstrak:
NU sebagai organisasi sosial keagamaan (jam’iyyah diniyyah) mempunyai tugas mengemban amanat ummat terutama pada bidang sosial keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan senantiasa berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia agar menjadi makhluq yang berkualitas dan bermartabat di hadapan Allâh, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian program-program yang dibuat harus mengacu pada konsep perimbangan yang dikemas dalam konsep tawa>zun, tasa>muh, dan tawa>suth yang digali dari al-Qur`ân dan hadits. Namun dalam menghadapi realitas kehidupan ummat dalam konteks problem sosial yang dirasa tidak bisa/ sulit dipecahkan, NU sering mengambil jalan praktis untuk mencarikan solusi tanpa menjauhkan nilai-nilai al-Qur`ân dan hadits. Organisasi ini lebih memilih pendapat/ konsep yang dinilai telah siap guna (aplicable) dari ‘ulama terdahulu (dengan menjadikan kitab-kitab klasik sebagai sumber ide dan rujukan), baik perorangan maupun berjama’ah, untuk dijadikan referensi dalam memecahkan persoalan keagamaan daripada al-Qur`ân dan hadits karena alasan praktis sedangkan kajian hadits diperlukan syarat dan alat-alat tertentu. Akibatnya adalah kajian hadits dalam tradisi keilmuan NU dinilai kurang memperoleh perhatian yang serius meskipun organisasi ini konon dilahirkan oleh para kyai yang terkenal sebagai tokoh yang berkompetensi di bidang hadits.
A. PENDAHULUAN
Nahdlatul ‘Ulamâ` (NU) adalah sebuah gejala yang unik, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia muslim. NU adalah organisasi yang memiliki pengikut yang besar jumlahnya, organisasi non-pemerintah paling besar yang masih bertahan dan mengakar di kalangan bawah hingga kini. Sebagai organisasi keagamaan (jam’iyyah diniyyah) NU didirikan oleh sekelompok ‘ulama kharismatik dari berbagai daerah di tanah air yang mempunyai komitmen untuk melakukan perubahan dalam kehidupan beragama, baik dari segi sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, maupun politik, berdasarkan al-Qur`ân dan hadits.
Selengkapnya dapat dibaca di MAKALAH ini.
*******
Penulis: Dosen FAI Universitas Wahid Hasyim Semarang, Ketua LTN PWNU Jawa Tengah
Komentar
Posting Komentar