Langsung ke konten utama

IPTEK dan al-Qur'an

Ilmu Pengetahuan dan al-Qur`an*)
Oleh Mahlail Syakur Sf. **) 
syakursf@gmail.com

Pendahuluan
Dunia kini telah berada pada zaman yang serba canggih, era digital. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi (iptek) melaju dengan cepat dan dahsyat secepat kilat. Hampir setiap hari terdengar informasi baru tentang hasil penelitian yang terbarukan, baik terkait dengn ilmu pengetahuan, teknologi, bahkan merambah pada sains modern.
Di bidang ilmu pengetahuan telah diketahui banyak informasi yang digali dari zaman klasik bahkan kuno sebagai modal pengetahuan modern dan berpotensi untuk dimodofikasi dengan menggunakan teknologi sebagai kekayaan manusia. Adapun di bidang teknologi, kemajuan dan innovasi berbagai perangkat untuk menjadikan manusia hidup lebih serba mudah dan murah, berjalan terus tiada henti. Kemajuan-kemajuan tersebut telah merambah ke berbagai sendi kehidupan. Dalam waktu yang bersamaan al-Qur`ân yang telah dahulu menyimpan mutiara ilmu pengetahuan dan menginisiasi keterampilan berbasis tekmologi mulai kehilangan ruang baca bagi para pengagumnya.
Oleh karena itu diperlukan penyegaran ulang pemahaman masyarakat atas potensi yang dimilikinya agar mau mengaplikasikannya dalam kehidupan guna merespon kemajuan iptek sehingga mampu hidup secara seimbang antara respon atas perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran memiliki Kitab Suci yang inspiratif, antara pemenuhuan kebutuhan aspek dunia dan pencapaian kebahagiaan di akherat, antara kegiatan bisnis dan amaliah religious, dan sebagainya. Dengan demikian al-Qur`ân dan pengetahuan harus diperlakukan dan dipergunakan secara sinergis.
Untuk merespon hal tersebut maka makalah singkat ini ditulis dengan dibatasi oleh dua masalah sebagai berikut:
Bagaimana konsep al-Qur`ân tentang ilmu pengetahuan?
Untuk apa ilmu pengetahuan bagi al-Qur`ân?

Al-Qur`ân dan Konsep Ilmu
Al-Qur`ân dalam Tinjauan Bahasa
Sejatinya terma “al-Qur`ân” yang disematkan pada Kitab terakhir adalah sebuah nama jadi (isim ‘alam) dari Allah sebagaimana pendapat Imam as-Syafi’i. namun demikian dalam tinjauan bahasa asal-usulnya masih diperdebatkan (debatable). Di antaranya adalah pendapat yang menyatakan bahwa kata ini berasal dari kata qara`a (قرأ) yang berarti membaca semakna dengan kata tala (تلا). Makna ini didapati dalam al-Qur`ân yang tertuang dalam beberapa ayat, misalnya:
Dalam wahyu pertama:
(((((((( (((((((( ((((((( ((((((( ((((((
(Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan). QS. al-‘Alaq: 1.

Dalam surat al-Muzammil ayat 20 disebut dua kali:
.... ((((((((((((( ((( (((((((( (((( ((((((((((((( ( (((((( ((( ((((((((( (((((( (((((((( ( (((((((((((( ((((((((((( ((( (((((((( ((((((((((( ((( (((((( (((( ( (((((((((((( (((((((((((( ((( ((((((( (((( ( ((((((((((((( ((( (((((((( (((((( ( ( ...
(…. Karena itu Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur`ân. .... Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur`ân ...).

Dalam surat al-Isra` ayat 14:
(((((((( ((((((((( (((((( (((((((((( (((((((((( (((((((( ((((((((
(Bacalah kitabmu! ...).

Dalam surat al-A’raf ayat 204:
((((((( (((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( ((((( (((((((((((( (((((((((( (((((((((((
(Dan apabila dibacakan al-Qur`ân, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat)..

Dari tinjauan makna harfiah tersebut dapat dipahami bahwa al-Qur`ân telah menginisiasi semangat belajar dan mempelajari ilmu pengetahuan. Surat al-A’raf ayat 204 tersebut mengajarkan bahwa apabila dibacakan al-Qur`ân maka kita diwajibkan mendengar dan memperhatikannya sambil berdiam diri, baik dalam shalat maupun di luar shalat. Jadi, al-Qur`ân adalah inspirator sekaligus motivator dalam penemuan ilmu pengetahuan dan pengembangannya.

Konsep al-Qur`ân tentang Ilmu Pengetahuan
Al-Qur`ân mengisyaratkan kandungannya tentang ilmu pengetahuan bersifat menyeluruh dan komprehensif, tidak terbatas pada ilmu agama dan keagamaan sebagaimana tersirat dalam surat an-Nahl ayat 89:
....  ((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((( ((((((( (((((((((( (((((((((( (((((((((((((((
(.... dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur`ân) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri).

Bahkan diisyaratkan dalam wahyu pertama bahwa ilmu pengetahuan yang harus dibaca oleh Nabi Muhammad saw. (dan ummatnya) meliputi seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini, baik berupa mikrokosmos maupun makrokosmos.
Keluasan kandungannya tercermin dalam beberapa namanya seperti ad-dzikr (الذكر) sehingga ada hak untuk bertanya kepada ahl ad-dzikr (أهل الذكر) yang ditegaskan dalam al-Qur`ân:
....  (((((((((((( (((((( (((((((((( ((( ((((((( (( ((((((((((( 
(.... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui). QS. An-Nahl: 43

Yang dimaksud dengan ad-dzikr (الذكر) dalam ayat tersebut adalah al-Qur`ân sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Hijr ayat 9:
((((( (((((( ((((((((( (((((((((( ((((((( ((((( ((((((((((((
(Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur`ân, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya).
Menurut Imam Ibnu Katsir (701-774 H.), yang dimaksud dengan ad-dzikr (الذكر) dalam ayat tersebut adalah al-Qur`ân. Demikian pula pandangan beberapa mufassir lain. Allah telah menyediakan alam sebagai sumber potensial bagi ilmu pengetahuan, yang diisyaratkan melalui pergantian siang-malam dalam surat Ali ‘Imran ayat 190:
(((( ((( (((((( ((((((((((((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((( (((((((( (((((((((((
(Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal).

Ilmu pengetahuan yang tersimpan secara konseptual dalam al-Qur`ân diibaratkan seperti samodera:
((( (((( ((((( (((((((((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((((( (((((((((( (((((( ((( ((((((( ((((((((( (((((( (((((( ((((((( ((((((((((( ((((((( (((((
(Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)"). QS. Al-Kahf: 109

Oleh karena itu manusia harus mau dan mampu mengambilnya untuk dijadikan sebagai pedoman, baik dalam konteks beragama dan keagamaan maupun dalam konteks sosial budaya. Kewajiban ini tersirat dalam beberapa ayat, seperti firman:
((((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( (((((( (((((((((((( ((((((((((((( ((((((( (((((( (((((( ((((((((((  ...
(Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya …). QS. An-Nisa`: 136

Kecuali itu manusia wajib beriman kepadanya bahwa keseluruhan isinya adalah benar karena datang dari Allah. Baca firman-Nya!
....  (((( ((((( ((((( (((((((( ( ...
(…. semuanya itu dari sisi Tuhan kami." …). QS. Ali ‘Imran: 7

Ilmu Pengetahuan: Media Mempelajari al-Qur`ân
Al-Qur`ân sebagai sebagai teks harus diperlakukan secara proporsional agar diperoleh manfa’at yang maksimal darinya, baik dari segi literasi, redaksi, maupun isi. Ilmu pengetahuan termasuk sains modern adalah temuan manusia yang tidak bertentangan dangan pesan-pesan dalam al-Qur`ân. Oleh karenanya dibutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup untuk mempelajari al-Qur`ân dan isinya.
Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan bahkan teknologi sebagai produk yang terinisiasi dari al-Qur`ân juga harus kembali dipergunakan untuk mempelajarinya. Banyak perangkat dan alat yang dapat dipergunakan untuk mempelajari al-Qur`ân, terutama pada aspek literal dan tekstual, baik tradisonal, konvensional maupun berbasis teknologi.

Perangkat untuk Mempelajari al-Qur`ân
Mempelajari al-Qur`ân dilakukan melalui beberapa tahapan dengan varian metode, perangkat, dan media. Perangkat yang dipergunakan untuk mempelajari al-Qur`ân Lisan, Pena, dan Media.
Lisan merupakan perangkat belajar yang pertama-tama dipergunakan untuk mempelajari al-Qur`ân dan ilmu pengetahuan lain. Sayyiduna Muhammad mendapat tugas kali pertama dari Malaikat Jibril as. dalam menerima wahyu adalah membaca dengan lisan. Umumnya lisan berfungsi sebagai perangkat utama bagi pemula pembelajar al-Qur`ân. Metode yang digunakan cukup bervariasi, mulai bahasa oral dari guru (musyafahah), melalui audio-visual, maupun melalui andoit/gadget.
Pada ayat 4 dari wahyu pertama mengisyaratkan bahwa pena merupakan alat untuk mentranskripsi hasil baca secara lisan. Alat (pena) ini belakangan telah dikembangkan menjadi aneka alat berbasis teknologi, bahkan digital dan online, termasuk teknologi gadget dan androit sebagai media yang di era millennial ini dinilai sebagai media yang sangat efektif dan memudahkan manusia.
Adapun penggunaan alat ataupun aplikasi belajar membaca al-Qur`ân disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan serta tergantung pada kapasitas pembelajarnya. Allah mengajarkan melalui ayat:
(((( (((( (((((((( (((((( (((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((( (((( (((((((( (((((((
(Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya). QS. Al-Isra`: 84

Al-Qur`ân juga telah mengisyaratkan bahwa kesempatan berkemampuan menerapkan teknologi dan menggunakan aplikasi termasuk nikmat dari Allah yang patut disyukuri oleh para penggunanya sebagaimana terillustrasi dalam surat Ali ‘Imran ayat 191:
....  ((((((( ((( (((((((( (((((( ((((((( ((((((((((( ((((((( ((((((( ((((((((
(…. (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka).

Maka kewajiban bagi manusia adalah berpegang teguh pada kitab suci yangAllah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat diterangkan bahwa Allah menyeru kepada kita:
(((((((( ((((((( (((((((((((( ((((((((( ((((((((((((( ((((((((((( (((((((((( (((((((((((
(Dan al-Qur`ân itu adalah Kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat). QS. Al-Maidah: 155

Uraian tersebut mengajarkan kepada manusia bahwa keselarasan dan keserasian ilmu pengetahuan menunjukkan kebenaran al-Qur`ân. Maka manusia harus membaca al-Qur`ân dengan benar agar dapat menyaksikan keesaan Allah melalui alam ini. Ayat berikut patut dibaca berulang:   
(((((( ((((((((((((( ((((((((((((( ( (((((( ((((( (((( ((((( (((((( (((( ((((((((((( ((((( (((((((((((( ((((((((
(82.  Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya). QS. An-Nisa`: 82

Simpulan
Al-Qur`ân dalam tinjauan bahasa menginisiasi semangat mempelajari ilmu pengetahuan dan memotivasinya. Hal ini dibuktikan bahwa al-Qur`ân mengisyaratkan kandungannya tentang ilmu pengetahuan bersifat menyeluruh dan komprehensif sebagaimana tersirat dalam surat an-Nahl ayat 89. Keluasan kandungannya akan ilmu pengetahuan juga diibaratkan sebagai samodra (QS. Al-Kahf: 109).
Ilmu pengetahuan termasuk sains modern adalah temuan manusia yang tidak bertentangan dangan pesan-pesan dalam al-Qur`an. Oleh karenanya dibutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup untuk mempelajari al-Qur`an dan isinya. Al-Qur`ân menegaskan bahwa penggunaan metode, media, dan aplikasi sebagai produk ilmu pengetahuan untuk membaca al-Qur`ân disesuaikan dengan kemampuan dan keterampilan masing-masing pembelajar (QS. Al-Isra`:  84).

Daftar Bacaan
as-Suyuthi, al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur`ân (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.).
Manna’ al-Qatthan, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur`ân (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.).
M. Syakur Sf., ‘Ulum al-Qur`ân (Semarang: PKPI2, 2015), cet. VI.
Ibnu Katsir, Tafsir Ibn Katsir (Dar Ibn Hazm, 2000).
Abadiy, al-Fayruz. al-Qamus al-Muhit}. Beirut: Mu`assasah ar-Risalah, 1997, cet. II.
‘Abd al-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li-Alfaz al-Qur`ân al-Karim. Kairo: Dâr al-Kutub al-Misriyyah, 1364 H.
Abu Hayyan. Tafsir al-Bahr al-Muhith. ‘Alam al-Kutub lit-Tiba’ah, 1989.
Afzalurrahman. Quranic Sciences. London: The Muslim School Trust, 1980.
Afzalurrahman. al-Qur`ân Sumber Ilmu Pengetahuan, terj. M. Arifin. Jakarta: Bina Aksara, 1989.
Ahmad, Yusuf al-Hajj. al-I’jaz al-’Ilmiy fil-Qur`ân. Damshiq: Maktabah Ibn Hajar, 2004.
Ahmadi, Muhammad Sya’rani. at-Tasrih al-Yasir fi ‘Ilm at-Tafsir. Kudus: Muba>rakah T}ayyibah, 2003.
Ahmadi, Muhammad Sya’rani. Faidl al-Aasniy ‘ala Hirz al-Amaniy wa-Wajh at-Tahaniy. Kudus: t. Penerbit, 1396 H./ 1976.
Al-Alusi, Mahmud Shukriy, Ruh al-Ma’aniy. Beirut: Dar Ih}ya` at-Turath al-‘Arabiy, t.th.
Amien, Miska Muhammad. Epistemologi Islâm. Jakarta: UI-Press, 1983.
al-Andalusi, ibn ’Atiyah. al-Muharrar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-’Aziz, tahqiq ’Abd as-Salam ’Abd as-Shafi Muhammad. Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah, 2001 M.
Baljon, J.M.S. al-Qur`ân dalam Interpretasi Modern. terj. Eno Syafrudien.  Jakarta: Gaya Media Pratama, 1990.
Bucaille, Maurice. Bibel, Quran, dan Sains Modern, terj. Prof. Dr. H.M. Rasjidi. Jakarta: Bulan Bintang, 2005, cet. XV.
Bucaille, Maurice. The Bible, the Qur’an and Science, Translated by Alastair D. Pannell and the author. Paris: Seghers, 1987, 4th edition.
Bucay, Maurice. At-Taurah wal-Injil wal-Qur`ân wal-‘Ilm, tarjamah as-Syeikh Hasan Khalid. Beirut: al-Maktab al-Islamiy, 1411 H./ 1990, cet. III.
Syafi’i, Imam. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-Qur`ân. Yogyakarta: UII Press, 2000.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Status Hadits Menuntut Ilmu ke China - MS2F

HADITS TENTANG MENEUNTUT ILMU KE CHINA Tidak sedikit orang yang mencintai ilmu pengetahuan sehingga siap mencarinya meskipun hingga ke negeri China. Mereka umumnya termotivasi oleh hadits:  اطلبوا العلم ولو بالصين    Benarkah motivasi tersebut merupakan hadits?  Bagaimana status hadits tersebut?  Ikuti kajiannya di HADITS ini   ************************* Penulis: Mahlail Syakur Sf. (Dosen Ul-Ha FAI Unwahas Semarang, Ketua LTN PWNU Jawa Tengah)

Konsep Dasar Ilmu Fiqih - Mahlail Syakur Sf.

  KONSEP DASAR ILMU FIQIH DAN KAREKTERISTIKNYA Mahlail Syakur Sf., M.Ag. FAI Universitas Wahid Hasyim Semarang e-mail: syakur@unwahas.ac.id    Fiqih merupakan sistem norma atau aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Allâh. Tujuan pembelajaran fiqih adalah untuk mengetahui pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan komprehensif. Fiqih merupakan salah satu cabang ilmu dalam Islam yang mempelajari hukum-hukum syari’at Islam atau aturan-aturan yang mengatur kehidupan umat Islam yang bersumber dari Al-Qur`ân dan Hadits. Ilmu fiqih sangat penting dalam Islam karena memberikan panduan kepada umat Islam tentang bagaimana menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama, baik melalui ibadah mahdlah maupun ghair mahdlah. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang konsep dasar ilmu fiqih dan karakteristiknya sangatlah penting bagi siapapun yang hendak mempelajari ilmu fiqih.  Makalah singkat ini disusun sebagai berikut: Full Text 1.  ...

Terminologi al-Qur`an-Syakur

MENGENAL AL-QUR`ÂN (Terminologi dan Fungsi) oleh Mahlail Syakur Sf.     A. AL-QUR’AN DAN BEBERAPA NAMANYA Menggagas al-Qur`ân berarti mengajak pembaca untuk memahami wahyu terakhir yang hingga kini masih menuntut perhatian banyak kalangan untuk mengkajinya. Sebagai umat Islam tentu kita telah mengerti dan mengenal wahyu yang diturunkan kepada nabi terakhir, Muhammad saw. ibn ‘Abd Allâh, yakni al-Qur`ân. Namun kita perlu mengenal Iebih dekat lagi akan hakekatriya.  Apakah al-Qur`ân itu hanya sekadar bacaan, ataukah juga merupakan pedoman bagi orang beriman, atau bagi seluruh ummat manusia?  Bagaimanakah Ia diturunkan?  Nama apakah yang sebenarnya paling sesuai baginya?  Untuk apa ia diturunkan? Bagaimana kita harus mengetahui dan mempelajarinya?  1. Pengertian al-Qur`ân  Ditinjau dari segi bahasa, secara umum diketahui bahwa kata al-Qur’án (القران) berasal dari kata Qara`a (قرأ) yang merupakan isim musytaq dengan bentuk...